Pelaksana
Aurelia Widya Aletta (02)
Gabriella Yovanka Wijaya Putri (10)
Justin Aditya (13)
Lieroy Limanua (16)
Marlene Kristianti (18)
Nadine Sheila Ngatino (19)
Rebeka Natasya Anabel Bintoro (20)
Shallom Josephine Pearl Sugiharto (25)
Refleksi
"Cahaya Hati Yosuka" atau lebih sering disebut "Cahyos" merupakan program aksi nyata yang digagas Bapak Petrus Suryanto, S. S. Terciptanya "Cahyos" dilatarbelakangi oleh inspirasi Bapak Petrus ketika mengikuti program "Calon Guru Penggerak" yang diselenggarakan pemerintah. Hati Beliau tergerak untuk melakukan aksi nyata untuk membantu orang-orang terdekat kami yang sedang kesulitan. Jangkauan penerima bantuan diperkecil menjadi lingkup sekolah kami. Program "Cahyos" direncanakan akan berjalan dalam jangka panjang. Aksi "Cahyos" akan digagas setiap kelas secara bergiliran dari satu kelas ke kelas lainnya. Dalam pelaksanaan "Cahyos", kami diberi kebebasan dalam menentukan aksi nyata yang akan dilakukan setiap kelompok.
Berbagai ide dan usulan dalam diskusi kelompok mengantarkan kami kepada program "Berbagi Bersama Yosuka" atau kami singkat menjadi "BABAYO". Program ini disusun untuk menyelenggarakan bazar amal yang menjual buku dan makanan yang dibeli dengan harga seikhlasnya. Terciptanya "BABAYO" didasari dengan usulan salah satu anggota kelompok kami yang menemukan konten media soaial mengenai bazar amal dengan tidak dibanderolnya harga barang yang dijual di pasar amal. Aksi pertama yang kami lakukan selama persiapan pelaksanaan "BABAYO" adalah sosialisasi program ke setiap kelas. Pengumuman dari speaker sentral juga membantu kami dalam menyebarluaskan program kami dalam lingkup unit SMA Yos Sudarso Karawang. Sosialisasi kami dilakukan untuk menghimpun buku-buku bekas tidak terpakai milik sesama siswa-siswi SMA Yos Sudarso Karawang untuk dijual kembali di bazar kami. Selain itu, kami juga hendak menyampaikan informasi mengenai makanan yang dijual tanpa dipatok harga kepada teman-teman yang sekiranya sedang kesulitan secara finansial supaya dapat menikmati makanan yang layak konsumsi.
Setelah menjalani live in, kami mempersiapkan pelaksanaan "BABAYO" dan akhirnya resmi berjalan dua minggu setelah live in, yaitu sekitar pertengahan bulan Oktober 2024. Program kami dijadwalkan akan berjalan sampai Penilaian Akhir Semester gasal.
Selama mengerjakan proyek ini, kami merasakan beragam emosi dan perasaan. Perasaan antusias, gugup, sekaligus lelah harus kami hadapi untuk menjalankan program ini. Perasaan antusias karena kami dapat membantu teman-teman mendapatkan buku yang disukai tanpa harus membayar mahal dan menolong teman-teman kami yang sedang terhimpit masalah finansial supaya dapat menikmati makanan yang layak. Ketakutan kami akan program yang tidak berjalan dengan baik mendatangkan perasaan cemas bagi kami. Jauhnya perjalanan yang harus kami tempuh pasca kegiatan live in membuat kami cukup kelelahan dan kesulitan dalam memulihkan energi kembali. Namun, walau begitu, kami sangat menikmati dan bersyukur dapat menjalankan program "Cahyos" dan menjalankan aksi "BABAYO".
Melalui program CAHYOS ini, kami belajar berbagi dengan teman-teman kami yang membutuhkan. Kami menyadari bahwa tidak semua orang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Dengan adanya kesadaran tersebut, kami belajar untuk semakin peduli dengan teman-teman di sekitar kami, berbagi kasih tak hanya melalui barang saja, tetapi juga melalui kepedulian dan perhatian kami kepada mereka. Tidak kami sangka, rupanya perhatian dalam hal kecil dari kami dapat menjadi suatu hal yang sangat bermakna bagi teman-teman.
Besar harapan kami bahwa kami dapat terus membawa kepedulian dan kasih ini terhadap sesama kami, tak hanya kepada teman-teman di sekolah, tetapi juga kepada saudara-saudara di luar sana yang membutuhkan uluran tangan Tuhan melalui kami. Kami juga berharap, kiranya Bapak Petrus tetap semangat dalam menjalankan dan mensukseskan program ini, agar semakin banyak siswa yang dapat mengembangkan kehidupan beriman dalam melayani sesama.